Saturday 13 December 2014

contoh proposal

 BAB I

PENDAHULUAN

A.    Profil Proses Pembelajaran di  kelas          
Program Pemantapan Profesi Keguruan atau yang sering di singkat menjadi P2K berlokasi di SMP Negeri 23 Bulukumba. Menempatkan penulis sebagai peneliti dimana meninjau pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Kelas yang didapatkan di sini adalah kelas VIIA yang mana kelas ini merupakan salah satu kelas yang termasuk heterogen dari beberapa kelas di sekolah tersebut. Keadaan siswanya sangat bervariasi, ada yang memang pintar dalam hal Matematika atau menguasai pelajaran matematika, ada juga yang sedang atau biasa–biasa saja, ada juga yang sama sekali tidak suka atau memang tidak senang dalam belajar matematika. Informasi tersebut di peroleh dari hasil observasi dan wawancara langsung yang dilakukan kepada guru mata pelajaran.
Dalam kelas tersebut siswanya berjumlah 21 orang yang terdiri dari 8 orang laki–laki dan 13 orang perempuan. Dalam proses belajar mengajar yang dilakukan, dipilih sebuah model pembelajaran yang dianggap sesuai dengan situasi dan kondisi para siswanya. Sebelumnya menurut guru matematika di sekolah tersebut hanya menggunakan satu model pembelajaran saja yakni model pembelajaran secara langsung. Model pembelajaran macam ini dianggap sudah biasa dan diperlukan suatu model yang lebih sesuai dan merupakan hal baru bagi guru dan siswa–siswanya. Model pembelajaran yang berusaha diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation). Proses pembelajaran berlangsung dengan mengutamakan pemberian tindakan secara langsung kepada peserta didik. Sesuai dengan penelitian yang akan dilaksanakan yakni Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pemberian perlakuan langsung dalam bentuk tindakan ini, diharapkan dapat lebih meningkatkan motivasi belajar siswa, aktifitas siswa, kreatifitas siswa, terlebih dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang selama ini dianggap masih kurang. Dengan demikian, maka peneliti menganggap perlu adanya suatu metode atau model pembelajaran yang diberikan dalam bentuk sebuah tindakan. Agar pembelajaran dalam kelas juga tidak berlangsung secara menoton dan terjadi hanya satu arah, yaitu dari guru kesiswa. Tapi lebih dari itu, peneliti berharap dengan penerapan model pembelajaran ini, maka diharapkan terjadi komunikasi dua arah antara guru kesiswa dan siswa ke guru.
Dalam pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) siswa dibentuk dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 3-5 orang tiap kelompok. Model pembelajaran ini merupakan tipe yang mudah sehingga siswa dapat bekerjasama, saling membantu mempelajari informasi dan keterampilan dan akhirnya siswa dapat menggabungkan, mempersentasikan dan mengikhtisarkan jawaban mereka, kemudian pada model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) merupakan cara efektif untuk mengubah pola belajar dalam kelas. Menurut Stahl (1999: 265-266) pelaksanaan  investigasi kelompok dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu memilih persoalan untuk diivestigasi, menyiapkan tugas investigasi kelompok dan memperkenalkan proyek yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Sedangkan peran guru selama pembelajaran investigasi kelompok adalah: membimbing siswa dan memfasilitasi proses investigasi dan membantu menjaga aturan perilaku kooperatif.
Melalui model pembelajaran inilah, diharapkan partisipasi belajar dan hasil belajar siswa semakin meningkat. Oleh karena itu, maka peneliti merasa perlu menggunakan Model Pembelajaran Kooperatiftipe Group Investigation (GI) ini pada siswa kelas VIIA karena dengan Melihat kondisi pembelajaran sebelumnya, serta melihat keadaan siswa di kelas tersebut sangat heterogen.
B.     Proses Hasil Belajar
Setelah melihat proses pembelajaran yang berlangsung di kelas selama siklus pertama berjalan, terlihat bahwa hasil pembelajaran siswa meningkat. Ini terlihat dari hasil pemberian tugas kepada siswa dalam bentuk LKS. Juga telah tergambar dari hasil ujian akhir siklus yang telah dilaksanakan, setiap siswa mengalami peningkatan masing – masing.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan penggunaan model pembelajara Kooperatif tipe GI, hasil belajar siswa mengalami kemajuan. Termasuk minat, perhatian, partisipasi, dan juga presentasi siswa di kelas mengalami kemajuan. Guru pembimbing pun berkata demikian bahwa, minat siswa lebih terpacu, perhatiannya juga lebih fokus, serta partisipasi masing–masing siswa lebih banyak, siswa pun tidak tanggung– tanggung untuk tampil depan kelas dalam mempresentasikan apa yang telah mereka pelajari.
Sejauh yang dilaksanakan dalam siklus ini, telah memberikan perubahan sikap siswa kearah yang baik. Hasil belajar yang di perlihatkan siswa telah membuktikan bahwa model pembelajaran ini cocok digunakan dalam kelas VIIA .Mengingat bahwa untuk mengetahui perubahan hasil belajar siswa yang lebih konkrit maka tidak hanya diperlukan perlakuan dalam satu siklus saja, tetapi ada siklus berikutnya yang bias menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran ini valid dan memang sesuai untuk digunakan di kelas tersebut.
Dari hasil tes kemampuan awal siswa kelas VIIA siswa SMP Negeri 23 Bulukumba diketahui bahwa Rata-rata nilai yang diperoleh untuk mata pelajaran matematika adalah 46,03. Sedangkan hasil tes siklus 1 rata-rata yang diperoleh adalah 62,09 dan pada siklus II meningkat 65,62.


C.    Rumusan masalah berdasarkan profil proses pembelajaran dan hasil belajar
Berdasarkan profil proses pembelajaran dan hasil belajar, maka di rumuskanlah suatu masalah yakni: “Apakah dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIA  SMP Negeri 23 Bulukumba”

D.    Bentuk tindakan untuk memecahkan masalah sesuai dengan masalah
Bentuk tindakan yang dilakukan dalam memecahkan masalah sesuai dengan masalah yang ada dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation). Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI, maka diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIA SMP Negeri 23 Bulukumba.

E.     Argumentasi logis pilihan tindakan
Berdasarkan masalah tersebut, penulis tertarik melakukan perbaikan pembelajaran dengan melakukan penelitian tindakan kelas. Perbaikan awal yang dilakukan adalah penerapan model pembelajaran yang lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi secara maksimal. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif tumbuh dari suatu tradisi pendidikan yang menekankan berfikir dan latihan bertindak demokratis, pembelajaran aktif, perilaku kooperatif, dan menghormati perbedaan dalam masyarakat multi budaya. Dalam pelaksanaannya model pembelajaran kooperatif dapa tmerubah peran guru dari peran terpusat pada guru keperan pengelolah aktivitas kelompok kecil. Sehingga dengan demikian peran guru yang selama ini monoton akan berkurang dan peserta didikakan semakin terlatih untuk menyelesaikan berbagai permasalahan, bahkan permasalahan yang dianggap sulit sekalipun. Beberapa penelitian yang terdahulu menggunakan model pembelajaran koopertif menyimpulkan bahwa model pembelajaran tersebut telah memberikan masukan yang berarti bagi sekolah, guru, dan terutama peserta didik dalam meningkatkan prestasi.
F.     Tujuan
Mengacu pada permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai melalui Penelitian Tindakan Kelas ini adalah “Untuk meningkatkan  hasil belajar siswa kelas VIIA SMP Negeri 23 Bulukumba dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation).





No comments:

Post a Comment