BAB I
PENDAHULUAN
A.
Profil Proses Pembelajaran di kelas
Program Pemantapan Profesi Keguruan atau yang sering di
singkat menjadi P2K berlokasi di SMP Negeri 23 Bulukumba. Menempatkan penulis sebagai
peneliti dimana meninjau pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Kelas yang
didapatkan di sini adalah kelas VIIA yang mana kelas ini merupakan salah satu kelas
yang termasuk heterogen dari beberapa kelas di sekolah tersebut. Keadaan siswanya
sangat bervariasi, ada yang memang pintar dalam hal Matematika atau menguasai pelajaran
matematika, ada juga yang sedang atau biasa–biasa saja, ada juga yang sama sekali
tidak suka atau memang tidak senang dalam belajar matematika. Informasi tersebut
di peroleh dari hasil observasi dan wawancara langsung yang dilakukan kepada
guru mata pelajaran.
Dalam kelas tersebut siswanya berjumlah 21 orang yang terdiri
dari 8 orang laki–laki dan 13 orang perempuan. Dalam proses belajar mengajar
yang dilakukan, dipilih sebuah model pembelajaran yang dianggap sesuai dengan situasi
dan kondisi para siswanya. Sebelumnya menurut guru matematika di sekolah tersebut
hanya menggunakan satu model pembelajaran saja yakni model pembelajaran secara langsung.
Model pembelajaran macam ini dianggap sudah biasa dan diperlukan suatu model
yang lebih sesuai dan merupakan hal baru bagi guru dan siswa–siswanya. Model
pembelajaran yang berusaha diterapkan adalah model pembelajaran kooperatif tipe
GI (Group Investigation). Proses pembelajaran
berlangsung dengan mengutamakan pemberian tindakan secara langsung kepada peserta
didik. Sesuai dengan penelitian yang akan dilaksanakan yakni Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Pemberian perlakuan langsung dalam bentuk tindakan ini, diharapkan
dapat lebih meningkatkan motivasi belajar siswa, aktifitas siswa, kreatifitas siswa,
terlebih dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang selama ini dianggap masih kurang.
Dengan demikian, maka peneliti menganggap perlu adanya suatu metode atau model
pembelajaran yang diberikan dalam bentuk sebuah tindakan. Agar pembelajaran dalam
kelas juga tidak berlangsung secara menoton dan terjadi hanya satu arah, yaitu dari
guru kesiswa. Tapi lebih dari itu, peneliti berharap dengan penerapan model
pembelajaran ini, maka diharapkan terjadi komunikasi dua arah antara guru
kesiswa dan siswa ke guru.
Dalam pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) siswa dibentuk
dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 3-5 orang tiap kelompok. Model pembelajaran ini merupakan tipe yang mudah sehingga siswa
dapat bekerjasama, saling membantu mempelajari informasi dan keterampilan dan akhirnya siswa
dapat menggabungkan, mempersentasikan dan
mengikhtisarkan jawaban mereka, kemudian pada
model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation (GI) merupakan cara efektif untuk mengubah pola belajar dalam
kelas. Menurut Stahl (1999:
265-266) pelaksanaan investigasi kelompok
dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu memilih persoalan untuk diivestigasi,
menyiapkan tugas investigasi kelompok dan memperkenalkan proyek yang
berhubungan dengan materi pembelajaran. Sedangkan peran guru selama pembelajaran
investigasi kelompok adalah: membimbing siswa dan memfasilitasi proses
investigasi dan membantu menjaga aturan perilaku kooperatif.
Melalui model pembelajaran inilah, diharapkan partisipasi belajar
dan hasil belajar siswa semakin meningkat. Oleh karena itu, maka peneliti merasa
perlu menggunakan Model Pembelajaran Kooperatiftipe Group Investigation (GI) ini pada siswa kelas VIIA karena dengan Melihat
kondisi pembelajaran sebelumnya, serta melihat keadaan siswa di kelas tersebut sangat
heterogen.
B.
Proses Hasil Belajar
Setelah melihat proses pembelajaran yang berlangsung di kelas
selama siklus pertama berjalan, terlihat bahwa hasil pembelajaran siswa meningkat.
Ini terlihat dari hasil pemberian tugas kepada siswa dalam bentuk LKS. Juga telah
tergambar dari hasil ujian akhir siklus yang telah dilaksanakan, setiap siswa mengalami
peningkatan masing – masing.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan penggunaan model pembelajara
Kooperatif tipe GI, hasil belajar siswa mengalami kemajuan. Termasuk minat,
perhatian, partisipasi, dan juga presentasi siswa di kelas mengalami kemajuan.
Guru pembimbing pun berkata demikian bahwa, minat siswa lebih terpacu,
perhatiannya juga lebih fokus, serta partisipasi masing–masing siswa lebih banyak,
siswa pun tidak tanggung– tanggung untuk tampil depan kelas dalam mempresentasikan
apa yang telah mereka pelajari.
Sejauh yang dilaksanakan dalam siklus ini, telah memberikan perubahan
sikap siswa kearah yang baik. Hasil belajar yang di perlihatkan siswa telah membuktikan
bahwa model pembelajaran ini cocok digunakan dalam kelas VIIA .Mengingat bahwa untuk
mengetahui perubahan hasil belajar siswa yang lebih konkrit maka tidak hanya diperlukan
perlakuan dalam satu siklus saja, tetapi ada siklus berikutnya yang bias menunjukkan
bahwa penggunaan model pembelajaran ini valid dan memang sesuai untuk digunakan
di kelas tersebut.
Dari hasil tes kemampuan awal siswa kelas VIIA siswa SMP
Negeri 23 Bulukumba diketahui bahwa Rata-rata nilai yang diperoleh untuk mata pelajaran
matematika adalah 46,03. Sedangkan hasil tes siklus 1 rata-rata yang diperoleh adalah
62,09 dan pada siklus II meningkat 65,62.
C.
Rumusan masalah berdasarkan profil proses
pembelajaran dan hasil belajar
Berdasarkan profil proses pembelajaran dan hasil belajar,
maka di rumuskanlah suatu masalah yakni: “Apakah dengan penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas VIIA SMP Negeri 23
Bulukumba”
D.
Bentuk tindakan untuk memecahkan masalah sesuai dengan
masalah
Bentuk tindakan yang dilakukan dalam memecahkan masalah sesuai
dengan masalah yang ada dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah dengan pembelajaran
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation). Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe GI, maka diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIA SMP
Negeri 23 Bulukumba.
E.
Argumentasi logis pilihan tindakan
Berdasarkan masalah tersebut, penulis tertarik melakukan perbaikan
pembelajaran dengan melakukan penelitian tindakan kelas. Perbaikan awal yang
dilakukan adalah penerapan model pembelajaran yang lebih mengutamakan keaktifan
siswa dan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi secara maksimal.
Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif tumbuh dari suatu tradisi pendidikan
yang menekankan berfikir dan latihan bertindak demokratis, pembelajaran aktif,
perilaku kooperatif, dan menghormati perbedaan dalam masyarakat multi budaya. Dalam
pelaksanaannya model pembelajaran kooperatif dapa tmerubah peran guru dari peran
terpusat pada guru keperan pengelolah aktivitas kelompok kecil. Sehingga dengan
demikian peran guru yang selama ini monoton akan berkurang dan peserta didikakan
semakin terlatih untuk menyelesaikan berbagai permasalahan, bahkan permasalahan
yang dianggap sulit sekalipun. Beberapa penelitian yang terdahulu menggunakan
model pembelajaran koopertif menyimpulkan bahwa model pembelajaran tersebut telah
memberikan masukan yang berarti bagi sekolah, guru, dan terutama peserta didik dalam
meningkatkan prestasi.
F.
Tujuan
Mengacu pada permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
melalui Penelitian Tindakan Kelas ini adalah “Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIA SMP
Negeri 23 Bulukumba dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI
(Group Investigation).
No comments:
Post a Comment